MANADO : Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) kembali menunjukkan ketidakpastian dalam menyalurkan bonus bagi atlet dan pelatih peraih medali serta non-medali di PON XXI Aceh-Sumut dan Peparnas XVI Solo. Penyerahan yang seharusnya dilakukan pada Kamis, 23 Januari 2025, tiba-tiba dibatalkan tanpa alasan yang jelas, memicu kemarahan dan kekecewaan para penerima hak tersebut.
Informasi yang beredar menyebutkan bahwa pembatalan terjadi karena menunggu arahan dari Gubernur Sulut, Olly Dondokambey, yang sedang berada di luar daerah. Namun, alasan ini dinilai mengada-ada, mengingat administrasi pencairan, termasuk rekening dan tanda tangan penerima, telah diselesaikan sejak awal pekan.
“Kami sudah tanda tangan, rekening sudah disiapkan, tapi malah ditunda begitu saja. Apa sebenarnya masalahnya? Jangan sampai ada yang bermain-main dengan hak kami,” ujar salah satu pelatih dengan nada geram.
Lebih jauh, kekhawatiran muncul karena adanya informasi bahwa anggaran Rp14 miliar untuk bonus atlet dan pelatih belum tersedia di awal tahun 2025 dan baru akan cair pada April. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar: Apakah uang tersebut memang belum ada, atau ada sesuatu yang sengaja ditutup-tutupi?
Atlet dan pelatih yang sudah hadir sesuai undangan kini merasa dibohongi. Mereka yang bukan PNS sangat bergantung pada bonus ini untuk memenuhi kebutuhan hidup, termasuk biaya sekolah anak-anak mereka. “Kami bukan pegawai yang punya gaji tetap. Bonus ini adalah hak kami yang seharusnya sudah diterima, bukan sekadar janji kosong,” ungkap seorang pelatih dengan kecewa.
Sementara itu, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sulut yang bertanggung jawab atas pencairan, mengaku hanya mengikuti perintah dari pimpinan. Kadispora Sulut, Jemmy Ringkuangan, memberikan jawaban singkat ketika dikonfirmasi. “Ditunda lagi, menunggu Pak Gubernur,” ujarnya tanpa menjelaskan kapan jadwal baru akan ditetapkan.
Ketidakjelasan ini semakin menguatkan dugaan bahwa ada masalah dalam pengelolaan anggaran. Jika memang uangnya sudah tersedia, seharusnya pencairan bisa dilakukan tanpa harus menunggu seremoni seremonial yang hanya bersifat simbolis.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada kejelasan resmi mengenai kapan bonus yang telah dijanjikan akan benar-benar cair. Para atlet dan pelatih pun terus mendesak pemerintah provinsi agar tidak mengabaikan hak mereka, yang seharusnya telah diterima sejak awal tahun ini.
RED : TRIBRATA 24